Minggu, 05 Juli 2020


MAKALAH ANALISIS TEORI MEDIA MASSA
KOMUNIKASI MASSA
DOSEN : YUSMAWATI, S.IP

DISUSUN OLEH:
1.      ANNISA RACHMATYA DESIRA (44190642)
2.      M. RHEZA PALEVA (44190626)
3.      RAHMAT LAZUARDI (44190645)
4.      SENDY PUTRA HERMAWAN (44190643)
5.      TAMARA PURNAMA SARI (44190621)
6.      TERISSETYA BUDI AGUSTIN (44190640)

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
MARGONDA DEPOK
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Komunikasi Massa ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada saya untuk membuat tugas makalah ini.


Jakarta, 27 Juni 2020


Penulis



DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Teori Komunikasi Massa..................................................................................6
2.2 Model Komunikasi Massa................................................................................9
2.3 Analisis..............................................................................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................12
Kesimpulan.............................................................................................................12
Saran.......................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13




BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Media merupakan suatu perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Santrianawati, 2008). Dengan demikian media bisa dikatakan sebagai alat yang digunakan komunikator untuk menyampaiakan pesan pada komunikan. Seperti yang telah diketahui media bisa berupa elektronik, cetak maupun online, semua media tersebut bisa digunakan sesuai kebutuhan dan kepentingan pemakai itu sendiri. Waktu penggunaan media pun beragam bisa berlangsung kapan pun sesuai keinginan pemakai. Media digunakan untuk mempermudah penyampaian pesan, baik pesan yang berupa Audio, Visual, maupun cetak. Pesan yang dimaksud disini bisa berupa pesan yang berhubungan dengan informasi pendidikan, kesahatan, maupun politik.
            Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. mengungkapkan bahwa untuk lebih memahami fenomena komunikasi, kita perlu menggunakan model-model komunikasi. Sebagai alat untuk menjelaskan fenomena komunikasi, model mempermudah penjelasan tersebut, jika kita kurang hati-hati menggunakan model, model dapat menyesatkan kita. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. dengan kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan (Mulyana, 2007: 132).
1.2 Rumusan Masalah
            Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
            1. Apa saja teori Komunikasi Massa ?
            2. Apa saja model Komunikasi Massa ?
            3. Menganalisis teori model komunikasi massa terkait dengan model komunikasi massa
                yang terjadi di Indonesia, dan hambatan dalam media massa



1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui teori Komunikasi Massa ?
            2. Mengetahui model Komunikasi Massa ?
            3. Menganalisis teori model komunikasi massa terkait dengan model komunikasi massa
                yang terjadi di Indonesia, dan hambatan dalam media massa



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori Komunikasi Massa
            a. Teori Peluru atau Jarum Hipodermik
Teori peluru ini merupakan konsep awal efek komuikasi massa yang oleh para pakar komunkasi tahun 1970-an dinamakan pula hypodermic needle theory (teori jarum hipodermik). Teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa, dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Orang komunikator dapat menembakkan peluru komunikasi yang begitu ajaib kepada khalayak yang tidak tahu apa-apa.
Lazarsfeld mengatakan jika khalayak diterpa peluru komunikasi, mereka tidak jatuh terjerembab, karena kadang-kadang peluru itu tidak menembus. Adakalanya juga efek yang timbul berlainan dengan tujuan si penembak. Seringkali pula khalayak yang dijadikan sasaran senang untuk ditembak. Sedangkan Bauer mengatakan bahwa khalayak sasaran tidak pasif. Mereka secara aktif mencari yang diinginkan dari media massa. Jika menemukannya, mereka melakukan interpretasi sesuai dengan presdisposisi dan kebutuhan mereka.



            b. Teori Komunikasi Banyak Tahap

Survei teori ini dilakukan tahun 1940-an berkenaan dengan proses pengaruh sosial yan menunjukan model yang sangat berbeda dari model jarum hipodermik. Sebagian besar orang menerima efek media dari tangan kedua, yaitu opinion leaders (para pemuka pendapat) yang memiliki akses lebih dahulu pada media massa.
Pada tahap pertama , para pemuka pendapat di bidang politik mengakses The News Republic, sebuah majalah untuk khalayak elit. Dalam tahap kedua, para pemuka pendapat berbagi opini dengan anggota lingkaran dalam sosial mereka. Anggota yang tergabung dalam lingkaran sosial itu memiliki kelompok sosial lainnya, termasuk keluarga, bawahan, dan anggota kelompok lain, yang akan dipengaruhi oleh mereka. Mereka memiliki pengaruh sosial untuk orang-orang yang tidak pernah membaca majalah The News Republic.
            c. Teori Proses Selektif
Teori ini menilai orang-orang cenderung melakukan selective exposure. Mereka menolak pesanynag berbeda  denan kepercayaan mereka. Tahun 1960 Joseph Klapper menerbitkan kajian penelitian efek media massa yang tergabung dalam penelitian pascaperang tentang persuasi, pengaruh persona dan proses selektif. Klapper menyimpulkan bahwa pengaruh media itu lemah, persentase pengaruhnya kecil bagi pemilih dalam pemilihan umum, pasar saham, dan para pengiklan.
            d. Teori Pembelajaran sosial
Klepper memulai lagi penelitian dengan memakai pendekatan baru, yang dapat menjelaskan pengaruh media yang tak dapat disangkal lagi, terutama televisi, terhadap remaja. Muncullah teori baru yaitu social elearning (teori pembelajaran sosial). teori ini kini diaplikasikan pada perilaku konsumen, kendati pada awalnya menjadi bidang penelitian komunikasi massa yang bertujan untuk memahami efek terpaan media massa. Berdasarkan hasil pene;itian Albert Bandura, teori ini menjelaskan bahwa pemirsa meniru apa yang mereka lihat di televisi, melalui suatu proses Observational learning (pembelajaran hasil pengamatan). Klepper mengganggap bahwa “ganjaran” dari karakter tv diterima mereka sebagai perilaku antisosial, termasuk menjadi toleran terhadap perilaku perammpokan dan kriminalitas, menggandrungi kehidupan glamour seperti di televisi.
            e. Teori Divusi Inovasi
Model Divusi inovasi akhir-akhir ini banyak digunakan sebagai pendekatan dalam komunikasi pembangunan, terutama di negara berkembang Indonesia. Everett M. Rogers mendefinisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi di komunikasikan melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para nggota suatu sistem sosial.
Everett M Rogers dan Flyod G. Shoemaker mengemukakan bahwa teori difusi inovasi dalam prosesnya ada empat tahap yaitu : pengetahuan, persuasi, keputusan, dan konfirmasi.
            f. Teori Kultivasi
Menurut teori kultivasi, media, khususnya televisi, merupakan sarana utama kita untuk belajar tentang masyarakat dan kultur kita. melalui kontak kita dengan televisi, kita belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai-nilainya serta adat kebiasaannya.
Williams mengomentari penelitian yang sama, “ orang yang pecandu berat televisi seringkali mempunyai sikap stereotip tentang peran jenis kelamin, dokter, atau tokoh-tokoh lain yang biasanya muncul dalam sinetron televisi. Dalam dunia mereka, ibu rumah tangga mungkin digambarkan sebagai orang yang paling mengurusi rumah. Suami adalah yang selalu menjadi korban dalam kisah lucu. Polisi menjalani hari-hari yang menyenangkan. orang yang meninggal tanpa mengalami sekarat atau semua bandit berwajah seram”.
Meskipun tv bukan satu-satunya sarana yang membentuk pandangan kita tentang dunia, tv merupakan salah satu media yang paling ampuh,terutama bila kontak dengan tv sangat sering dalam waktu yang lama.

2.2 Model Komunikasi Massa
            Model adalah representasi fenomena, baik nyata maupun abstract dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting dari fenomena tersebut. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori yang disederhanakan. Model komunikasi dimaksudkan untuk mempermudah dalam menjelaskan fenomena komunikasi.
            a. Model HUB
Model ini dikemukakan oleh Ray Eldon Hiebert, Donald F. Ungrait, dan Thomas W. Bohn, HUB sendiri berarti Hiebert Ungrait Bohn. Model ini bisa dikatakan lebih komplit. Model komunikasi massa HUB adalah model lingkaran yang dinamis dan berputar terus-menerus. Model HUB adalah model lingkaran konsentris yang bergetar sebagai sebuah rangkaian proses aksi-reaksi.

Komunikator berada di tengah-tengah. Artinya, komunikator menyebarkan pesan ke luar. Di dalam proses penyebaran ide dan gagasan, komunikator dibantu oleh media amplification (pengerasan media). Pengerasan ini juga berarti perluasan (extension). Tujuannya adalah, agar pesan yang dikeluarkan sejelas dan sekomplit mungkin. Misalnya, ide dan gagasan komunikator dalam televisi diperluas, dikeraskan suaranya oleh volume televisi kepada para penontonnya. Sementara dalam media cetak, ide atau gagasan komunikator diperluas oleh jangkauan media cetak.
Di samping itu, media massa sebagai alat saluran komunikasi massa tidak bisa berdiri sendiri. Ada banyak faktor yang ikut memengaruhi proses peredaran pesan-pesannya. Jika diperinci, ada komunikator, kode, penapis informasi, media massa itu sendiri, pengatur, penyaring, komunikan, dan efek. Semua elemen ini ikut membentuk pesan apa yang akan disiarkan/diedarkan oleh media massa.
Ketika isi disebarkan kepada khalayak, saat itu juga terbuka peluang munculnya umpan balik. Jadi, umpan balik sejalan dengan penyebaran pesan. Umpan balik dilalui ada dalam proses komunikasi massa. Umpan balik inilah yang kemudian akan memberikan pesan baru bagi komunikan untuk merencanakan pesan yang akan dikeluarkan lagi oleh komunikator.
Model HUB juga mengakui bahwa ada gangguan atau pemutarbalikan fakta yang turut serta dalam proses penyebaran pesan. Gangguan itu bisa berarti gangguan saluran (gambar tidak jelas, salah cetak, suara tidak jernih, dan lain-lain) atau gangguan yang berhubungan dengan kesalahan komunikator dalam menyandi pesan, serta pemutarbalikan fakta. Karena kepentingan politik kelompok tertentu, media massa sengaja memutarbalikkan fakta dalam memberikan data statistik jumlah korban perang atau karena kurang mengadakan check and recheck. Media massa hanya memberikan peristiwa dari satu segi/kelompok. Bisa juga media massa sengaja membela satu kelompok dan memojokkan kelompok yang lain. Meskipun sebenarnya hal demikian tidak boleh terjadi, fakta itu sangat riil terjadi dalam proses peliputan yang dilakukan media massa. Jadi, munculnya gangguan atau bahkan pemutarbalikan fakta adalah suatu keniscayaan.
            b. Model Dua Tahap (Two Step Flow Model)
Model ini pertama kali dikenalkan oleh Paul Lazarfeld, Bernard Berelson, dan H. Gaudet dalam People’s Choice (1944). Dalam penelitian mereka ditemukan bahwa pesan media massa sangat kecil dalam memengaruhi calon presiden yang dipiliholeh masyarakat. Mereka lebih banyak dipengaruhi oleh para pemimpin opini (opinion leader). Jadi, media massa membawa pengaruh pada pemimpin opini, sedangkan pemimpin opini memengaruhi pendapat pengikutnya yang bersifat antarpribadi (Josep A. Devito, 1997).

Dalam model ini diterangkan bahwa media massa tidak langsung atau memengaruhi audience, tetapi melalui perantara pemimpin opini/pemuka pendapat tersebut. Model ini didasar oleh bukti bahwa efek media massa terbatas, bahwa masyarakat menerima terpaan media massa secara tidak langsung yakni melaui perantaraan. Jadi, pemimpin opini di sini berfungsi sebagai penerusan pesan-pesan media massa. Bahkan, pesa-pesan yang diterima audiene sudah diinterpretasikan oleh para pemimpin opini tersebut.
Model ini lebih cocok di lingkungan pedesaan dengan tingkat pendidikan yang belum begitu baik. Dalam lingkungan sepeti itu, seseorang yang mempunyai kedudukan, pendidikan, dan wibawa tinggi akan menjadi opini. Bahkan pemimpin opini lebih dipercaya daripada pesan-pesan media massa. Hal itu tidak berarti bahwa peran media massa tidak ada. Peran media massa tetap ada, hanya akses langsungnya ke media massa diambil alih oleh para pemimpin opini tersebut. Kemudian, pemimpin opini meneruskan kepada para pengikutnya.

2.3 Analisis
- Contoh komunikasi 2 tahap
Dalam komunikasi dua tahap, arus pesan bergerak dari media massa kepada pemuka pendapat dan kemudian dari pemuka pendapat kepada khalayak luas. Dari berbagai kritik yang disampaikan oleh para ahli, model komunikasi dua tahap telah membuka pintu bagi berkembangnya model komunikasi banyak tahap dan teori difusi inovasi. Kita bisa mengambil permisalan dari masalah kekeliruan pemerintahan saat di tengah pandemi Covid19. Awal dari pandemi ini muncul pemerintah kesehatan menginformasikan penggunaan masker pada masyarakat hanya digunakaan untuk orang yang sakit. Namun, tidak lama di beritakan lagi kepada masyarakat penggunaan masker wajib untuk semua untuk menjaga serangan Covid19 melalui udara.
Gangguan yang terjadi pada pengirim dan penerima pesan dikarena adanya perbedaan dalam menginterpretasi pesan atau stimulus, seperti perbedaan bahasa dan dialek, penggunaan jargon atau istilah ekstrim yang berlebihan

-Contoh model HUB
Dalam model HUB, arus pesan bergerak dari media massa kepada khalayak sperti misalnya dalam berita dalam meida televisi mengenai Quick Qount Pilpres 2019, Saling tuding kubu Prabowo dan Lembaga survei. Tuduhan kubu Prabowo yang menuding lembaga pembuat quick count pemilu 2019 "didanai" kubu Jokowi ditanggapi sebuah lembaga survei dengan ajakan untuk bersikap transparan mulai metode hingga siapa yang mendanai.
Pimpinan lembaga survei Cyrus Network, Hasan Nasbi Batupahat, menolak tuduhan kubu Prabowo yang menyebut mereka bertujuan menggiring opini. Dalam quick count Pilpres 2019, Cyrus Network menyebut Joko Widodo-Ma'rif Amin meraih 55,7%, sedangkan Prabowo-Sandi 44,3%.
Hasan mengatakan dia siap untuk membuka data agar bisa diaudit. "Kalau pun dia punya data dia declare menang nggak apa-apa juga, tapi kalau dia menuduh polster yang kemarin melakukan quick count itu menipu, sengaja dikondisikan untuk mendukung pihak-pihak tertentu, tidak profesional, tidak netral. Media massa hanya memberikan peristiwa dari satu segi/kelompok. Dalam contoh kasus ini, media massa sering menampilkan atau memberikan data statistik yang berbeda dalam media tetangga. Sebagai konsekuensi data statistik yang ditampilkan mampu menggiring opini khalayak (para penerima pesan).
Gangguan pada kasus ini pada kesalahan komunikator dalam menyandi pesan yang disebar luaskan melalui media televisi yang ditampilkan dalam bentuk statistik, yang akibatnya pemutarbalikan fakta dan pembentukan opini pada khalayak.



BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan pada makalah ini adalah pada dasarnya teori komunikasi dan model komunikasi massa itu sangat penting bagi kehidupan manusia, komunikasi tanpa didasari dengan teori komunikasi massa dan model komuikasi massa yang benar akan menambah bingung, Karena pesan yang diampaikan dari komunikator tidak singkron dengan realita Karena tidak ada kaidah dan teori dalam penyampaian pesan, dan akan membuat bingung ataupun salah pemahaman bagi komunikan. Dan pada dasarnya dalam teori komunikasi ini mencangkup banyak hal yang terkandung didalamnya. Jadi tidak mudah mempelajari dan memahami pelajaran ini tanpa buku dan referensi yan akurat. Dari konteks, tradisi dan prespektif komunikasi dan teori komunikasi, semuanya memiliki teori teori tersendiri, sehingga kita tidak boleh asal mempelajarinya. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. dengan kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan (Mulyana, 2007: 132).
3.2 Saran

Bagi para pembaca dalam berkomunikasi harus menggunakan komunikasi dengan model yang pas dalam komunikasi. Dimana komunikasi yang baik antara satu yang lain harus saling berhubungan.



DAFTAR PUSTAKA
- Buku komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, penulis Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si. // Dra. Lukiati Komala, M.Si. // Dra. Siti Karlinah, M.Si. // Dicetak oleh Refika Offset – Bandung.


Sabtu, 09 Mei 2020

BENTUK MEDIA MASSA

TUGAS MAKALAH BENTUK MEDIA MASSA
KOMUNIKASI MASSA
DOSEN : YUSMAWATI, S.IP



NAMA : TAMARA PURNAMA SARI
NIM : 44190621
KELAS : 44.2D.01

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
MARGONDA DEPOK
2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Komunikasi Massa ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran,dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada saya untuk membuat tugas makalah ini.


Jakarta, 7 Mei 2020


Penulis



DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................4
1.3 Tujuan................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1 Pengertian Media Massa...................................................................................5
2.2 Bentuk – Bentuk Media Massa.........................................................................6
BAB III PENUTUP...............................................................................................10
Kesimpulan.............................................................................................................10
Saran.......................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, menyebabkan perubahan di kalangan masyarakat. Teknologi informasi seperti media, telah membawa masyarakat pada suatu pola pikir serta budaya perilaku masayrakat. Tanpa disadari media massa telah mengatur jadwal hidup kita serta menciptakan sejumlah kebutuhan. Keberadaan media dalam menyajikan informasi cenderung memicu perubahan serta banyak membawa pengaruh pada penetapan pola hidup masayrakat. Beragam informasi yang disajikan dinilai dapat memberi pengaruh yang berwujud positif dan negatif.
Sebuah informasi dapat secara cepat tersampaikan kepada masyarakat luas melalui sebuah media yang disebut  sebagai media massa. Keuntungan penyebaran informasi melaui media massa adalah keunggulannya dalam penyampaian informasi yang sama kepada khalayak ramai dalam waktu relatif setentak.

1.2 Rumusan Masalah
      Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian media massa
2. Apa saja bentuk-bentuk media massa
3. Apa fungsi dan efek dari salah satu bentuk media massa
1.3 Tujuan
      Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian media massa
2. Mengetahui bentuk-bentuk media massa
3. Mengetahui fungsi dan efek dari salah satu bentuk media massa

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Media Massa
Definisi komunikasi yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003: 188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang di komunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a ass edium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh banyak orang, jika tidak menggunakan media massa maka itu bukan komunikasi massa.
Definisi komunikas massa yang lebih terperinci dikemukakan oleh ahli komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) “mass communication is the technologically based production and distribution of the most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies”. (Komunikasi massa produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Rakhmat, 2003 :188).
Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jangka waktu yang menetap, misalnya harian, mingguan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.
2.2 Bentuk – Bentuk Media Massa
Istilah yang mulai dipergunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media. Media pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak yang dapat memenuhi kriteria adalah surat kabar dan majalah. Sedangkan  edia eletronik yang dapat memenuhi kriteria adalah radio siaran, televisi, film, dan internet.
a. Surat Kabar
   Setiap harinya sekitar 60 juta eksemplar surat kabar sampaikepada pembaca Amerika Serikat. Setiap minggu lebih dari 10 ribu surat kabar mingguan memuat berita dan iklan untuk komunitas lokal (Agee, et. al, 2001: 108).
Fungsi surat kabar menurut Effendy adalah to inform (informasi), to educate (edukasi), to entertaint (hiburan) dan to persuade (persuasif). Fungsi paling menonjol dari surat kabar adalah to inform. Hal ini sesuai dengan tujuan khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya.  Fungsi hiburan dapat ditemukan pada rubric artikel ringan, feature, komik atau kartun seta cerita bersambung. Fungsi mendidik dan mempengaruhi akan ditemukan pada artikel ilmiah, tajuk rencana atau editorial dan rubric opini. Fungsi pers bertambah, yiatu sebgai alat kontrol sosial yang konstruktif.
Karakteristik Surat Kabar adalah untuk dapat memanfaatkan media massa secara maksimal dan tercapainya tujuan komunikasi, maka seorang komunikator harus memahami kelebihan dan kekurangan media tersebut. Karakteristik surat kabar sebagai media massa mencakup: publisitas, periodisitas, universalitas, aktualitas dan terdokumentasikan. Untuk menyerap isi surat kabar, dituntut kemampuan intelektualitas tertentu. Khalayak yang buta huruf tidak dapat menerima pesan surat kabar begitu juga yang berpendidikan rendah.

b. Majalah
  Fungsi majalah mengacu pada khalayak yang spesifik.
   Menurut Dominick, klasifikasi majalah dibagi kedalam lima kategori utama, yakni:
(1) general consumer magazine (majalah konsumen umum),
(2) business publication (majalah bisnis),
(3) literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah),
(4) newsletter (majalah khusus terbitan berkala),
(5) Public Relations Magazines (Majalah Humas).
c. Radio Siaran
    Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya (Dominick. 2000: 242). Keunggulan radio adalah berada dimana saja, di tempat itdur, di dapur, di dalam mobil, di kantor, di jalan, di pantai dan berbagai tempat lainnya.
Karakteristik Radio Siaran terdapat cara tersendiri, yakni apa yang disebut radio siaran style atau gaya radio siaran. Gaya radio siaran ini disebabkan oleh sifat radio siaran yang mencakup: Imanjinatif, Auditori, Radio is the Now, Akrab, Gaya Percakapan dan menjaga mobilitas.
d. Televisi
    Dari semua media massa, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi dijejali hiburan, berita dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi sekitar tujuh jam dalam sehari (Agee, et. al. 2001: 279).
Fungsi televisi yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya adalah untuk memperoleh informasi.
e. Film
    Gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa. Film lebih dulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Menonton televisi menjadi aktivitas populer bagi orang Amerika pada tahun 1920-an sampai 1950-an. Film adalah industri bisnis yang diproduksi secara kreatif dan memuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika. Meskipun pada kenyataannya adalah bentuk karya seni, industri film adalah yang memberikan keuntungan, kadang-kadang menjadi mesin uang yang sering kali, demi uang, keluar kaidah artistik film itu sendiri (Dominick, 2000: 306).
  Fungsi Film terutama untuk hiburan. Akan tetapi dalam film terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk pembinaan generasi muda dalam rangka nation and character building. Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi film-film sejarah yang objektif atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara berimbang. Untuk karakteristik film adalah layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis.
f. Internet
   Situs juga menjadikan sumber informasi untuk hiburan dan informasi perjalanan wisata. Pengguna internet menggantungkan pada situs untuk memperoleh berita. Dua sampai tiga pengguna internet mengakses situs untuk mendapatkan berita terbaru setiap minggunya.
Menurut Denis McQuail (2000) internet sebagai media massa memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Information
    Internet menyediakan informasi secara continuous atau berkelanjutan. Informasi yang disediakan selalu aktual. Kita dapat mengetahui peristiwa dari berbagai belahan dunia hanya dalam waktu beberapa detik setelah peristiwa itu terjadi, bahkan kita dapat mengakses secara langsung melalui video streaming. Internet juga memungkinkan kita untuk mengakses informasi tentang keadaan lalu lintas, ramalan cuaca, bursa saham, dan berbagai berita yang kita butuhkan.
2. Correlation
                Internet membantu kita untuk memahami informasi yang kita dapat. Internet memiliki peranan penting dalam proses sosialisasi. Informasi yang kita dapat dari internet tidak hanya berupa berita dari suatu peristiwa, tetapi juga disertai opini masyarakat dan analisa dari beberapa ahli. Internet juga telah digunakan oleh beberapa instansi pemerintahan dan pendidikan untuk mempermudah proses sosialisasi kepada masyarakat.

3. Continuity
  Internet memiliki fungsi dalam mengekspresikan budaya yang dominan, mengenalkan perkembangan budaya baru, dan menanamkan nilai-nilai yang umum berkembang di dalam masyarakat.

4. Entertainment

Internet menyediakan hiburan dan mengurangi ketegangan sosial. Berbagai hiburan dapat kita akses melalui internet, seperti game online, jejaring sosial, musik, dan film. Berbagai hiburan tersebut dapat menghilangkan kejenuhan kita terhadap rutinitas kegiatan sehari-hari dan berbagai masalah sosial yang terjadi di sekitar kita.

5. Mobilization
Internet mendorong pembangunan ekonomi, pekerjaan, agama atau memberi dukungan kemanusiaan di saat peperangan. Internet juga dapat menggerakkan masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu. 

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
  secara garis besar meia massa merupakan “kekuatan keempat” (the fourth estate) dalam menjalankan kontrol sosial terhadap masyarakat setelah lembaga eksekuti, legislatif, dan yudikatif. Media masasa terbagi menjadi dua yakni : media cetak dan media elektronik. Media cetak meluputi surat kabar, majalah, tabloid, buku newsletter, dan buletin. Sedagkan media elektronik meliputi radio, televisi, film, dan internet. Media massa memiliki fungsi-fungsi yakni menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan mempengaruhi.
3.2 Saran
- Pihak dari media massa harus lebih memperhatikan informasi yang akan disajikan dan sebaiknya menyajikan informasi yang mendidik sehingga memberi pengaruh positif.
- Orang tua perlu mengontrol anak-anaknya dalam menonton setiap acara atau informasi yang disajikan media massa terutama anak-anak yang masih dibawah umur perlu didampngi oleh orang tuanya.


DAFTAR PUSTAKA

- Buku komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, penulis Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si. // Dra. Lukiati Komala, M.Si. // Dra. Siti Karlinah, M.Si. // Dicetak oleh Refika Offset – Bandung.

- https://www.kompasiana.com/kinanti0205/5500688fa33311c56f510f4d/peran-dan-dampak-internet-sebagai-media-massa






Minggu, 26 April 2020


MENGANALISIS SEBUAH STUDI KASUS BERKAITAN DENGAN EFEK KEHADIRAN MEDIA MASSA DI INDONESIA
Dosen : Yusmawati, S.IP

NAMA : TAMARA PURNAMA SARI
NIM : 44190621
KELAS : 44.2D.01

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA
MARGONDA DEPOK
2020



Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Hallo teman-teman semua, di blog kali ini saya akan menganalisis sebuah studi kasus yang berkaitan dengan efek kehadiran media massa di Indonesia, sebelum menganalisis saya akan memberitahu pengertian dari efek komunikasi massa dan efek kehadiran media massa.

Efek Komunikasi Massa
                   Donald K. Robert mengungkapkan, ada yang beranggapan bahwa “efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Karena fokusnya pesan, maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan media massa. Sedangkan menurut Steven M Chffee, efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang merupakan perubahan sikap, perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif, afektif dan behavioral. Pendekatan ketiga adalah observasi terhadap khalayak (individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa) yang dikenal efek komunikasi massa.

1. Efek kehadiran media massa
                   McLuhan mengemukakan the medium is the message, media adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah memengaruhi khalayak. Seperti telah dijelaskan di muka bahwa yang memengaruhi khalayak bukan apa yang disampaikan oleh media, tetapi jenis media komunikasi yang digunakan oleh khalayak tersebut, baik tatap muka maupun melalui media cetak atau elektronik. Menutur Steven M. Chaffee, ada lima jenis efek kehadiran media massa sebagai benda fisik, yaitu :

                   a. Efek Ekonomi
                        Keberadaan televisi dapat memberi lapangan kerja kepada sarjana ilmu komunikasi, para juru kamera, pengarah acara, juru rias, dan banyak profesi lainnya.

                   b. Efek Sosial
                        Efek sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat dari akibat dari kehadiran media massa. Sebagai contoh, kehadiran televisi dapat meningkatkan status sosial dari pemiliknya Majalah yang beredar telah menuntun pembacanya untuk memilih majalah yang menjadi kebutuhannya, misalnya majalah Gadis umumnya dikonsumsi oleh para remaja putri, majalah otomotif dikonsumsi oleh para pecinta otomotif, dan sebagainya.

                   c. Penjadwalan kegiatan sehari-hari
                        Anak-anak Sekolah Dasar yang biasanya selalu mandi pagi pada hari Minggu, setelah hadirnya acara TV untuk anak-anak di pagi hari, mengubah jadwal mandi pagi menjadi jadwal menonton TV.

                   d. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman
                        Untuk menghilangkan peraasaan tidak nyaman misalnya perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa, dan sebagainya. Seorang pemuda yang sedang di rundung rindu pada kekasihnya akan masuk ke gedung bioskop untuk menghilangkan rasa kesepian tanpa menghayati film yang ditontonnya.

                   e. Efek menumbuhkan Perasaan Tertentu
                        Para ibu rumah tangga ada yang senang membaca majalah Kartini, tetapi ada juga yang senang membaca majalah Femina. Dapat disimpulkan bahwa tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa tertentu erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut.

CONTOH KASUS :

“Korban PHK Terpaksa Jadi Gelandangan, Tidur di Emperan Toko Selama 1 Bulan dan Cari Makanan Gratis”

link video :



ANALISIS KASUS :
                   Seperti video yang di atas, wabah Covid-19 yang memasuki Negara Indonesia diketahui berdampak buruk pada perekonomian masyarakat khususnya bagi mereka yang penghasilannya tidak tetap. Dalam Wawancara yang disiarkan oleh Kompas TV pada (23/4/2020), seorang bekas karyawan toko Bernama Reza mengaku sudah hampir satu bulan tidur di trotoar Pasar Tanah Abang. Ia mengaku terpaksa di PHK karena pengunjung dari toko tempat ia bekerja sepi pengunjung karena wabah Corona. Reza terpaksa menggelandang karena tidak mampu lagi membayar indekost semenjak tempat kerjanya tutup akibat wabah Covid-19.
                   Diketahui jumlah PHK di DKI Jakarta yang dipaparkan Menteri Ketenagakerjaan, sampai 20 April saja sudah hampir 500.000 pekerja.

1. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu

    ini beberapa komentar dari netizen mengenai video diatas :
    - Adit Vlog : “Pemerintah bantu warga jakarta nya kasian jadi gelandangan...”
    -Alana Imania: “ Ya Alloh sedih rasanya semoga virusnya cepat berlalu aamiin”
    -Arthur William:“Miriss,,sedih ngelihatnya,,tapi mereka org2 yg kuat saya salut”
    Diantara tiga komentar tersebut kita bisa simpulkan bahwa masyarakat dapat menumbuhkan berbagai macam perasaan seperti perasaan sedih, kasihan, bahkan miris terhadap orang-orang yang di PHK. Dan ada beberapa netizen yang mendo’akan semoga pandemi Covid-19 ini cepat berlalu.

2. Efek Hilangnya Perasaan Tidak Nyaman

    Untuk menghilangkan peraasaan tidak nyaman seperti perasaan sedih, kasihan, bahkan miris terhadap orang-orang yang di PHK, Di dalam video diatas kita bisa lihat ada beberapa masyarakat yang membagikan makanan atau sembako kepada orang-orang yang tidur di pinggir jalan akibat di PHK karena wabah Covid-19 ini.


Sekian analisis yang dapat saya sampaikan, mohon maaf bila ada kesalahan kata atau informasi, semoga analisis saya ini bisa bermanfaat bagi kita semua Aamiin. Akhir kata,
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh


DAFTAR PUSTAKA :

Buku komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, penulis Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si. // Dra. Lukiati Komala, M.Si. // Dra. Siti Karlinah, M.Si. // Dicetak oleh Refika Offset – Bandung.